POJOKSATU.id, NEW DELHI – Jumlah korban hawa
superpanas di India terus bertambah. Hingga Kamis (28/5), tercatat
jumlah korba sudah mendekati angka 1.500 orang. Terlebih lagi konsisi
temperatur udara di India hingga kini belum juga turun.
Makin bertambahnya jumlah korban, membuat rumah sakit di India
keteteran akibat banyaknya pasien. Tak hanya rumah sakit, warga yang
merasakan hawa superpanas tersebut juga menyesaki sungai-sungai besar
serta taman-taman rindang.
“Tahun ini, serangan hawa panas relatif lebih singkat jika
dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Tapi, kali ini jumlah korban yang
tewas memecahkan rekor tertinggi,” kata Arjuna Srinidhi, manajer program
perubahan iklim pada Badan Pusat Riset Sains dan Lingkungan (CSE)
seperti dilansir Jawa Pos (grup pojoksatu.id).
Arjuna menduga, melonjaknya angka korban tewas tersebut disebabkan perubahan suhu yang terlalu ekstrem.
Pada Februari dan Maret, India terus-menerus diguyur hujan deras. Tapi,
mulai pertengahan April, hawa dingin dan embusan angin segar musim hujan
itu langsung berganti dengan suhu tinggi. Sangat tinggi.
Awal pekan ini, temperatur di Negara Bagian Andhra Pradesh dan Negara
Bagian Telangana mencapai 50 derajat Celsius. Perubahan suhu yang
drastis itulah yang memicu jatuhnya banyak korban jiwa.
Di New Delhi, suhu udara masih berada di kisaran 45 derajat Celsius.
Selama sepekan terakhir, temperatur udara tidak bergeser dari angka
tersebut. Karena itu, penduduk ibu kota pun diimbau tidak sering-sering
berada di luar rumah.
“Seluruh rumah sakit di ibu kota kebanjiran pasien korban serangan hawa panas,” ujar Ajay Lekhi, ketua Asosiasi Medis Delhi.
Menurut Lekhi, para korban rata-rata mengalami dehidrasi. “Begitu
tiba di rumah sakit, mereka mengeluh pusing atau pandangan
berkunang-kunang.
Sebagian yang lain datang dengan keluhan sakit kepala
parah. Ada juga yang menunjukkan tanda-tanda halusinasi dan
terus-menerus mengigau,” paparnya.
Beban yang terlalu berat membuat otoritas setempat memadamkan
listrik. Tentu, hal itu makin memancing kekacauan, terutama di rumah
sakit. Pasien kebingungan. Kemarin selasar All India Institute of
Medical Sciences, salah satu rumah sakit pemerintah terbesar di Negara
Bagian Delhi, penuh oleh pasien yang kepanasan.
Para pasien terlihat memegang air minum dalam kemasan atau jus dalam
bungkus plastik. Para orang tua sibuk menenangkan anak-anak yang rewel.
“Tadi malam (Rabu malam) listrik padam selama lima jam,” keluh Seema
Sharma. Ibu 31 tahun itu berada di rumah sakit untuk menunggui balitanya
yang sedang sakit.
Sementara itu, warga sipil yang juga harus bertahan tanpa listrik di
tengah sergapan hawa superpanas memadati sungai-sungai besar. Mereka
ramai-ramai berendam di sungai.
Sebagian yang lain berbondong-bondong menuju taman atau area dengan
pepohonan rindang. Mereka berusaha menghindari terik sang surya dengan
berlindung di bawah pohon. (AP/AFP/hep/c17/na/lya)
No comments:
Post a Comment