POJOKSATU.id, JAKARTA– Eksekusi mati terpidana
narkoba telah berlangsung Rabu dini hari (29/4) di Nusakambangan. Ada
satu terpidana mati yang lolos dalam eksekusi tersebut, yakni Mary Jane,
terpidana asal Filipina.
Namun reaksi sejumlah negara lain yang warganya dieksekusi, tetap
direalisasikan sebagai bentuk protes. Pemerintah Brazil misalnya, akan
mengevaluasi ulang hubungan diplomasi dengan Indonesia sebagai reaksi
atas eksekusi mati tersebut.
Seperti dilansir Reuters, Menteri Luar Negeri Brazil, Sergio Franca
Dense mengatakan, Brazil sangat kecewa karena sudah dua warga Brazil
yang menjalani eksekusi mati di Indonesia dalam beberapa bulan terakhir.
“Mengingat kurangnya jawaban yang memuaskan untuk banding kami, ini
harus dievaluasi untuk memutuskan apa sikap kita akan mengadopsi
terhadap Indonesia dari sekarang,” kata Sergio Franca Danese, Rabu
(29/4).
Brazil juga menyatakan tengah mempertimbangkan pemutusan kerja sama perdagangan dan kerja sama militer dengan Indonesia.
Sementara itu, pemerintah Australia merealisasikan ancamannya dengan
memanggil pulang Duta Besar Paul Grigson ke Canberra. Itu karena mereka
kecewa dengan sikap Indonesia yang tetap mengeksekusi duo Bali Nine,
Chandra Chan dan Muryan Sukamaran dinihari tadi di Nusakambangan.
Stasiun berita ABC News Australia, Rabu, (29/4) melansir, pernyataan
itu disampaikan oleh Perdana Menteri Tony Abbott dalam sebuah jumpa pers
beberapa menit yang lalu.
Sebab menurut Abboott, keduanya telah menjadi individu yang bertobat
selama 10 tahun pelaksanaan eksekusi ditunda. Akibat isu ini, Abbott
menjelaskan bahwa hubungan kedua negara kini memasuki periode yang
gelap.
“Kami menyesalkan apa yang telah dilakukan dan ini bukan sekadar bisnis seperti biasa,” kata Abbott.
Dia menambahkan, h kunjungan dan bantuan konsuler diberikan kepada
keluarga dua gembong narkoba, maka Dubes mereka akan dipanggil pulang
untuk konsultasi.
“Saya ingin menekankan bahwa hubungan antara Australia dan Indonesia
sangat penting, tetapi telah memburuk akibat apa yang telah terjadi
dalam beberapa jam lalu,” imbuh Abbott.
Selain memanggil pulang Dubes, Australia mengungkapkan kekesalannya
dengan menghentikan kontak di tingkat Menteri untuk sementara waktu.
“Ketika proses eksekusi tetap dilakukan, maka kontak di tingkat
Menteri dihentikan dan akan tetap seperti itu hingga beberapa periode
lamanya,” imbuh dia.
Sebelumnya, ancaman soal kerjasama antar negara juga diwacanakan
pemerintah Prancis. Namum ini belum bisa dipastikan akan direalisasikan
sebab terpidana mati yang mereka bela, Sergei Arezky Atloui tidak jadi
dieksekusi bersama 8 terpidanan lainnya Rabu dini hari tadi, karena di
menit-menit akhir, ia mengajukan PK. (ril)