Tuesday 28 April 2015

Eksekusi Mati Sudah, Ini Beberapa Dampaknya bagi Indonesia

http://cdnimage.terbitsport.com/imagebank/gallery/large/20150427_010153_harianterbit_Eksekusi_Mati.jpg 

POJOKSATU.id, JAKARTA– Eksekusi mati terpidana narkoba telah berlangsung Rabu dini hari (29/4) di Nusakambangan. Ada satu terpidana mati yang lolos dalam eksekusi tersebut, yakni Mary Jane, terpidana asal Filipina.

Namun reaksi sejumlah negara lain yang warganya dieksekusi, tetap direalisasikan sebagai bentuk protes. Pemerintah Brazil misalnya, akan mengevaluasi ulang hubungan diplomasi dengan Indonesia sebagai reaksi atas eksekusi mati tersebut.

Seperti dilansir Reuters, Menteri Luar Negeri Brazil, Sergio Franca Dense mengatakan, Brazil sangat kecewa karena sudah dua warga Brazil yang menjalani eksekusi mati di Indonesia dalam beberapa bulan terakhir.
 
“Mengingat kurangnya jawaban yang memuaskan untuk banding kami, ini harus dievaluasi untuk memutuskan apa sikap kita akan mengadopsi terhadap Indonesia dari sekarang,” kata Sergio Franca Danese, Rabu (29/4).
Brazil juga menyatakan tengah mempertimbangkan pemutusan kerja sama perdagangan dan kerja sama militer dengan Indonesia.

Sementara itu, pemerintah Australia merealisasikan ancamannya dengan memanggil pulang Duta Besar Paul Grigson ke Canberra. Itu karena mereka kecewa dengan sikap Indonesia yang tetap mengeksekusi duo Bali Nine, Chandra Chan dan Muryan Sukamaran dinihari tadi di Nusakambangan.

Stasiun berita ABC News Australia, Rabu, (29/4) melansir, pernyataan itu disampaikan oleh Perdana Menteri Tony Abbott dalam sebuah jumpa pers beberapa menit yang lalu.
 
Sebab menurut Abboott, keduanya telah menjadi individu yang bertobat selama 10 tahun pelaksanaan eksekusi ditunda. Akibat isu ini, Abbott menjelaskan bahwa hubungan kedua negara kini memasuki periode yang gelap.

“Kami menyesalkan apa yang telah dilakukan dan ini bukan sekadar bisnis seperti biasa,” kata Abbott.

Dia menambahkan, h kunjungan dan bantuan konsuler diberikan kepada keluarga dua gembong narkoba, maka Dubes mereka akan dipanggil pulang untuk konsultasi.

“Saya ingin menekankan bahwa hubungan antara Australia dan Indonesia sangat penting, tetapi telah memburuk akibat apa yang telah terjadi dalam beberapa jam lalu,” imbuh Abbott.

Selain memanggil pulang Dubes, Australia mengungkapkan kekesalannya dengan menghentikan kontak di tingkat Menteri untuk sementara waktu.

“Ketika proses eksekusi tetap dilakukan, maka kontak di tingkat Menteri dihentikan dan akan tetap seperti itu hingga beberapa periode lamanya,” imbuh dia.

Sebelumnya, ancaman soal kerjasama antar negara juga diwacanakan pemerintah Prancis. Namum ini belum bisa dipastikan akan direalisasikan sebab terpidana mati yang mereka bela, Sergei Arezky Atloui tidak jadi dieksekusi bersama 8 terpidanan lainnya Rabu dini hari tadi, karena di menit-menit akhir, ia mengajukan PK. (ril)

No comments:

Post a Comment