Tuesday 26 May 2015

Gabung ISIS, Ibu Ini Rela Titipkan Anak ke Pengasuh

 Ilustrasi

POJOKSATU.id, SYDNEY – Suatu hari perempuan ini memanggil pengasuh dua anaknya yang masih kecil. Ia meminta sang pengasuh merawat anak-anaknya sementara ia akan mengambil mobil barunya di satu tempat.

Ternyata sampai hari Selasa, (26/5), Jasmina Milovanov tak pulang menemui anak-anaknya, seorang putera usia tujuh tahun dan putrinya berumur lima tahun.

Ibu kandung Milovanov sudah mencium gelagat aneh putrinya yang mendadak hilang. Ia menduga anaknya itu telah dicuci otaknya oleh milisi Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

“Dia tidak pernah menyebutkan apa-apa, aku bahkan melihat dia minggu sebelum dan dia baik-baik saja. Mungkin dia dicuci otak. Dia begitu muda dan naif.” kata ibunya, seperti dilansir News.com.au.

Saat menghilang pada awal Mei, Milovanov menggunakan nama Assma Abdulla. Ia sempat mengunggah pesan di akun Facebooknya memberitahu dirinya telah tiba di Suriah. “Di tanah diberkati sham (Suriah)… penerimaan yang buruk … Maafkan aku untuk segalanya,” tulisnya. Tak lama kemudia ia kemudian menghapus pesan yang diunggahnya.

Sebelumnya pada 3 Mei lalu, ia mengirim pesan singkat kepada mantan suaminya yang tinggal di Turki. Pesannya, ia meminta mantan suaminya itu pulang ke Sydney agar dapat merawat anak-anaknya karena ia telah berada di Suriah.

Milovanov, menurut ibunya, diduga memiliki link ke perekrut ISIS terkenal yang mungkin telah memikat dia untuk pergi ke Suriah.

Tak hanya Milavanov, warga Australia lainnya juga telah meninggalkan Australia untuk bergabung dengan ISIS. Pria asal Brisbane usia 23 tahun bernama Ashley Dyball dilaporkan telah mengunggah beberapa pesan di akun Facebooknya yang mengatakan ia menuju “garis depan besok # ISIS Sialan”.

Ia juga menampilkan gambar dirinya mengenakan gigi kamuflase dan memegang senapan serbu, mengatakan: “Tidak ada berita adalah berita baik. Lewatkan semua orang dari rumah berharap Anda (sic) semua baik #YPG # F *** THEISLAMICSTATE.”.

Laporan-laporan media mengatakan Dyball mungkin memiliki hubungan dengan Unit Perlindungan Rakyat Kurdi yang memerangi militan ISIS di Suriah dan Irak.

Pemerintah Australia mencatat lebih dari 100 orang warganya telah bergabung dengan ISIS dan sekitar 30 orang di antaranya telah tewas. (NEWS.COM.AU/ril)

No comments:

Post a Comment