POJOKSATU.id, JAKARTA – Pemerintah kembali membuka
izin impor 29 ribu sapi potong jelang Idul Fitri. Penambaha ini
dilakukan guna mengantisipasi kekurangan selama masa puasa dan Lebaran.
“Untuk mengantisipasi kekurangan saat Lebaran, kita akan membuka izin
impor untuk 29 ribu sapi siap potong. Diharapkan, saat puasa dan
Lebaran nanti, (stok) daging sapi benar-benar dapat terjaga dengan harga
yang stabil,” kata Dirjen Perdagangan Luar Negeri Kementerian
Perdagangan (Kemendag) Partogi Pangaribuan di kantornya Senin (18/5)
seperti dilansir Jawa Pos (grup Pojoksatu.id).
Rencananya, keran impor sapi siap potong itu mulai dibuka akhir Mei.
Diperkirakan, daging sapi impor tersebut bisa datang mulai Ramadan
hingga Lebaran. Partogi mengakui bahwa instrumen untuk meredam harga
daging sapi menjelang Lebaran juga dilakukan sejak April lalu.
“Kami buka izin impor 250 ribu ekor sapi bakalan untuk kuota April sampai Juni (kuartal II),” terang Partogi.
Kuota impor sapi pada kuartal II ini naik tajam bila dibandingkan
dengan kuartal I. Pemerintah hanya mengizinkan impor 100 ribu ekor sapi.
Angka itu juga lebih rendah jika dibandingkan dengan kuota impor sapi
pada periode sama tahun lalu yang mencapai 200 ribu ekor. “Izinnya
keluar April lalu sehingga sekarang lagi penggemukan,” jelas dia.
Selain menyiapkan sapi bakalan dan sapi siap potong sebanyak ratusan
ribu ekor, Kemendag tengah menggodok pemberian izin impor daging sapi
beku untuk salah satu perusahaan BUMN.
“Kalau untuk angkanya, masih dibicarakan. Akan diberikan nanti. Yang
pasti, ketiga (izin impor) ini diterbitkan untuk menghadapi puasa dan
Lebaran,” tegasnya.
Pengamat kebijakan publik Agus Pambagyo menyatakan, pemerintah harus
serius memikirkan cara untuk meningkatkan industri peternakan sapi dalam
negeri. Apalagi, pemerintah berencana merealisasikan swasembada daging
sapi dalam beberapa tahun mendatang. “Kalau presiden sudah bilang harus
swasembada, seharusnya dilaksanakan,” ujar dia.
Agus menilai, budi daya sapi selama ini tidak berkembang mungkin
karena ketidakseriusan pemerintah dan efektifnya lobi negara penghasil
sapi seperti Australia agar Indonesia selalu bergantung pada sapi
mereka. “Sangat terlihat ketidakseriusan pemerintah untuk membuat
kebijakan publik yang menunjang terwujudnya swasembada daging sapi,”
ungkapnya.
(wir/c14/agm/lya)
No comments:
Post a Comment