
CIANJUR- Wakil Ketua Komisi VIII DPR Deding Ishak berjanji akan
mentradisikan kunjungan ke mitra-mitra kerja secara berkala pada masa
reses di daerah pemilihannya di Cianjur. Hal itu dilakukan untuk
mengetahui potret dan kinerja mitra kerja Komisi VIII tidak hanya yang
berada di pusat melainkan juga di daerah.
"Jadi saya akan tradisikan untuk mengunjungi mitra-mitra kerja Komisi
VIII di daerah setiap masa reses,” kata Deding ketika menghadiri Rakor
di Kantor Kemenag Kabupaten Cianjur, beberapa waktu lalu. Hal yang sama
disampaikan saat beraudiensi dengan jajaran Dinas Sosial Kabupaten
Cianjur dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten
Cianjur, yang juga merupakan mitra kerja Komisi VIII.
Menurutnya, sebagai pimpinan Komisi VIII dirinya tidak ingin hanya
mendengar laporan kinerja dari Menteri Agama, Menteri Sosial dan Kepala
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), tetapi juga ingin
mengetahui langsung persoalan-persoalan riil yang dihadapi di lapangan.
Oleh sebab itu pula dia melakukan kunjungan kerja secara marathon ke
kantor Kemenag, Dinas Sosial dan BPBD Kabupaten Cianjur.
Dalam rapat koordinasi dengan jajaran aparatur Kemenag Cianjur,
Deding yang juga anggota Fraksi Partai Golkar ini mendengar langsung
keluhan soal belum dibayarnya sertifikasi guru honorer non-PNS Kemenag,
dan juga pengaduan dari asosiasi pondok pesantren yang luput dari
perhatian pemerintah. Deding berjanji akan mempertanyakan hal itu kepada
Menteri Agama atau dirjen terkait.
“Hal-hal seperti sangat ironis sebab aparatur Kemenag yang merupakan
garda terdepan moralitas bangsa justru diabaikan oleh pemerintah.
Bagaimana mau melakukan revolusi mental apabila jajaran aparatur yang
merupakan garda moral bangsa justru tidak diperhatikan,” kata Deding
yang didampingi Kepala Kantor Kemenag Cianjur H. Dadang Ramdani, M.Si.
Keluhan yang sama diterima Deding saat melakukan audiensi dengan
jajaran Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Cianjur.
Di depan Kepala Dinas Sumitra, sejumlah anggota Tenaga Kerja Sosial
Kemasyarakatan (TKSK) mengeluhkan nilai honor yang hanya 300 ribu per
bulan. Bahkan anggota Taruna Siaga Bencana (Tagana) hanya diberi honor
100 ribu per bulan, itu pun dirapel selama tiga bulan.
Mendengar hal itu, Deding pun berjanji akan memperjuangkan besaran
honor aparatur Dinas Sosial ini ke Kemensos. “Terpenting kita harus
bekerja secara ikhlas sebab jika kita melakukan kerja sosial secara
ikhlas maka meskipun tidak mendapatkan penghargaan di dunia tetapi akan
mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT,” kata Deding yang juga
Ketua Umum DPP Majelis Dakwah Islamiyah (MDI) ini sembari memberikan
bantuan pribadi untuk menambah honor para pekerja sosial tersebut.
Saat beraudiensi dengan jajaran BPBD Cianjur, kepala BPBD Asep Suheri
melaporkan sejumlah bencana alam yang melanda kawasan Cianjur. Dengan
dana yang terbatas, Asep mengaku sulit untuk berbuat banyak menolong
para korban bencana alam seperti tanah lonsor, banjir, angin ribut
sampai kebakaran sehingga membutuhkan bantuan dari pemerintah pusat.
Menerima keluhan itu, Deding menyatakan bahwa dirinya sudah
berkomunikasi dengan Kepala BNPB Prof. Syamsul Maarif untuk meminta
perhatian pusat dalam membantu rehabilitasi dan rekonstruksi daerah
bencana. Apalagi Cianjur merupakan kawasan rawan bencana. “Insya Allah
saya sudah mendapat komitmen dari Kepala BNPB untuk memperhatikan
kawasan bencana di Cianjur,” katanya.
Rangkaian kegiatan reses Deding Ishak tidak berhenti dengan
mengunjungi mitra-mitra kerja melainkan juga melakukan audiensi dengan
jajaran pengurus Partai Golkar di Kecamatan Campaka serta melakukan
penyerapan aspirasi masyarakat di sejumlah wilayah di Cianjur. Deding
juga mengunjungi seorang bocah multidisabilitas yang ditelantarkan oleh
keluarganya di Desa Mekarwangi, Kecamatan Haurwangi.(des)
No comments:
Post a Comment