CIANJUR, [KC].- Puluhan guru non Pegawai Negeri Sipil (PNS) di
lingkungan Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Cianjur mendatangi
kantor Kemenag di Jalan Raya Bandung Sadewata Kecamatan Karangtengah
Kabupaten Cianjur, Senin (18/5/2015). Mereka datang ke Kemenag untuk
mempertanyakan belum cairnya honor Tunjangan Profesi Guru (TPG) yang
sudah berlangsung selama sembilan bulan.
Sambil membawa berbagai
poster yang isinya aspirasi dan harapan, mereka meminta agar honor
sebesar Rp1,5 juta per bulan itu segera dicairkan, puluhan guru tersebut
berjalan memasuki halaman sambil menyampaikan orasi. Mereka juga
mengancam jika tidak dicairkan dalam waktu dekat, para guru madrasah
yang berasal dari sejumlah sekolah itu akan mendatangkan massa aksi yang
lebih besar lagi.
"Kami menuntut agar honor kami dibayarkan
secepatnya. Sudah sembilan bulan kami tidak mendapatkan honor sama
sekali. Perhatikan nasib dan hidup kami," teriak salah seorang guru di
depan kantor Kemenag Kabupaten Cianjur.
Setelah beberapa waktu
menggelar aksi dan berorasi di depan kantor Kemenag, mereka pun diterima
berdialog di aula lantai dua Gedung Dakwah untuk menyampaikan
aspisarinya. "Silahkan bapak dan ibu ke lantai atas saja. Biar kita bisa
saling berdialog," ujar salah seorang pegawai Kemenag Cianjur.
Tika,
guru Madrasah Aliyah (MA) Nurul Huda mengatakan, sejak belum
diterimanya honor guru tersebut, banyak rekan-rekannya sesama guru
madrasah pun harus mengencangkan perut dan terpaksa berhutang sana-sini
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Selain itu, untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari, ia mengaku hanya mengandalkan penghasilan
suaminya saja. Sedangkan tabungan yang dimilikinya kini sudah habis dan
tidak ada sisa sama sekali.
"Kebutuhan kan terus saja setiap hari,
tapi penghasilan tidak ada. Ini kami sudah sampai berhutang. Belum lagi
tabungan saya sudah habis, padahal sebentar lagi saya mau lahiran,"
ungkap Tika yang sedang mengandung itu.
Tika hanya menuntut
pencairan honor sembilan bulan sertifikasi guru yang sangat dibutuhkan
para guru. Ia sendiri tidak tahu persis apa alasan tidak cairnya honor
yang menjadi hak para guru tersebut. Yang ia ketahui hanya bahwa tidak
ada anggaran untuk 2014. "Informasinya sish proses dan proses, tapi
sampai sekarang masih belum ada kejelasan sama sekali," ucap Tika.
Hal
tidak jauh beda juga diungkapkan Anwar Sidik (29), guru MA Yanuris,
Ciranjang. Ia menyebut dalam sosialisasi Kemenag kepada para guru
madrasah, dikatakan bahwa dana honor tersebut dialihkan untuk penerapan
Kurikulum 2013 (Kurtilas) di sekolah-sekolah.
"Itu Kemenag sendiri
yang mengatakan pada saat sosialisasi Kurtilas. Padahal itu kan hak
kami. Tidak ada persetujuan dari kami, bahkan diajak rembug saja tidak,
kok," kecam Anwar.
Dikatakan Anwar, untuk tahun 2014 lalu,
pembayaran tunjangan sertifikasi itu masih menyisakan tunggakan selama
lima bulan, yakni bulan Agustus-Desember 2013. Kalau ditambah pada tahun
2015 sampai dengan bulan Mei, berarti sudah sembilan bulan yang belum
dibayar.
"Di fase pertama kami tagih, Kemenag bilang melalui
sosialisasi yang dilakukan oleh Kemenag sendiri bahwa dana sertifikasi
itu dipakai untuk kurtilas. Ya, boleh lah kami tunggu. Tapi hingga
Januari, tunjangan itu belum kami terima," terang Anwar. [KC-02/gp]**.
No comments:
Post a Comment